Senin, 12 November 2012


LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK
Tentang  pembuatan YOGHURT



DISUSUN OLEH:
YUDI  EFFRIANSYAH
05101004006


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka  protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik. Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan  terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
Walaupun nilai gizi susu begitu sempurna, tidak semua orang dapa menikmati susu dengan tanpa masalah. Bagi beberapa orang, susu dapat menyebabkan terjadiny aintolerance, baik berupalactose intolerance maupun protein intolerance. Selain itu, juga terdapat permasalahan lain yaitu susu sapi segar sangat mudah rusak Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekalisehingga susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, serta untuk meningkatkan nilaiekonomisusu, maka diperlukan teknik penangaan dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu dibentuk yoghurt.
Yoghurt merupakan hasil olahan susu dengan cara mengasamkan melalui proses fermentasi. Hasil olahan susu ini berupa es krim. Di kawasan eropa atau asia yoghurt sudah lama dikenal bahkan menjadi makanan tradisional, namun di Indonesia yoghurt belum terkenal seperti susu. Yoghurt pada awalnya dibuat dari susu sapi, namun seiring dengan berjalannya waktu. Yoghurt pun dapat dibuat dari susu kedelai.

dan Tujuan
1.                  Mengetahui proses yang terjadi pada pembuatan yoghurt.
2.                  Mengetahui prinsip dalam fermentasi pembuatan yoghurt
3.                  Mengetahui kandungan gizi dalam yoghurt
4.                  Mengetahui khasiat dari yoghurt
1.4.      Manfaat Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil manfaat berupa:
1.                  Dapat menjelaskan cara pembuatan yoghurt.
2.                  Dapat menjelaskan prinsip dalam fermentasi pembuatan yoghurt
3.                  Dapat menjelaskan kandungan gizi yang terdapat dalam yoghurt
4.                  Dapat menjelaskan khasiat dari  yoghurt

  BAB II
              PEMBAHASAN

Pada fermentasi susu menjadi yogurt terdapat lima bakteri yang dapatdigunakan, yaitu Lactobacillus acidophilus (asidofilus atau disingkat A), Bifidobacterium bifidum (bakteri bifidus, disingkat B), Lactobacillus casei, Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus. Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus merupakan dua bakteri yang biasa digunakan untuk pembuatan yogurt. Sementara dua bakteri yang pertama merupakan bakteri menguntungkan makhluk hidup, yang secara alamiah terdapat pada usus manusia, hidup berdampingan dan saling membantu dengan makhluk hidup. Bakteri probiotik ini kemudian dijadikan sebagai produk industri makanan dalam bentuk serbuk dan tablet suplemen kesehatan. Yogurt atau kefir sendiri sering disebu tmakanan probiotik.
Hasil dari pembuatan susu fermentasi atau yoghurt menghasilkan rasa dan aroma masam yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang mampu menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu dan lansia.
Untuk menghasilkan yoghurt yang maksimal maka harus melalui beberapa tahapan yaitu homogenisasi untuk memecah timbulnya lapisan lemak pada permukaan yoghurt, sehingga diperoleh produk dengan tekstur yang halus. Yang kedua, pasteurisasi untuk menginaktifkan enzim dan juga membunuh mikroba-mikroba pathogen dalam susu. Selanjutnya pendinginan untuk menghindari kontaminasi. Pendinginan dilakukan sampai suhu mencapai 37-450 C, merupakan suhu yang dapat digunakan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus untuk tumbuh. Tahapan yang keempat inokulasi, yaitu penambahan bakteri pada suhu 37-450 C. Dan yang terakhir inkubasi untuk pembentukan flavor yang khas dan kenampakan yang kental atau semi padat.
2.1 Kelebihan Yoghurt 
Bila di nilai dari kandungan gizinya, yoghurt tidaklah kalah dengan  susu pada umumnya. Hal ini karena bahan dasar yoghurt adalah susu, bahkan ada beberapa kelebihan yoghurt yang tidak dimiliki oleh susu murni yaitu :
1.             Sangat cocok dikonsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang ditandai dengan diare) karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah disederhanakan dalam proses fermentasi  yoghurt.
2.             Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu menghambat kadar kolestrol dalam darah karena yoghurt mengandung bakteri lactobasillus.Lactobasillus berfungsi menghambat pembentukan kolestrol dalam darah kita yang berasal dari makanan yang kita makan seperti jeroan atau daging.
3.             Meningkatkan daya tahan tubuh kita karena yoghurt mengandung banyak bakteri baik sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam susu kita.

2.2 Bahan-bahan yang di perlukan

a.      Susu UHT / Susu plain
b.      Bahan utama yang dibutuhkan untuk pembuatan yoghurt yaitu susu. Susu ini dapat berupa susu cair langsung tetapi yang perlu diperhatikan susu yang digunakan harus susu putih.
c.       Penambah rasa seperti strawberry, jeruk, sirup (sesuai selera)

   
2.3 Alat – alat yang digunakan

v  panci berukuran kira-kira 40 cm
v  sendok pengaduk
v  toples kaca dengan tutup

2.4 Cara membuat
Ø  Siapkan susu yang sudah dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu tambahkan susu krim sebanyak 15%.
Ø  Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai mendidih. Hal ini hanya bertujuan untuk menguapkan air sehingga nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yoghurt.

Ø  Jika sudah, solid yoghurt lalu diangkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat kuku baru kemudian ditambahkan bibit yoghurt sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt yang sudah mengental tadi.
Ø  Bibit yoghurt memang tidak dijual di pasaran secara bebas tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya kita dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan tanpa aroma sebagai bibit yoghurt.
Ø  Diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan bentuk yang kental .
Ø  Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya.
Ø  Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah.
Ø  Yoghurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan wadah kaca.


  

2.5  Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan
Ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu :

ü  Kebersihan merupakan hal yang harus sangat kita perhatikan, sehingga sebaiknya semua alat yang digunakan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih selama 5-10 menit. Apabila kebersihan tidak dijaga dapat mengakibatkan yoghurt tidak jadi, dengan ciri-ciri tidak berasam walaupun berbentuk solid, di permukaan solid ditumbuhi jamur yang berbentuk bintik-bintik hitam dan berbau asam yang sangat tajam.
Untuk yoghurt yang kita buat sendiri sebaiknya paling lama  penyimpanannya selama 1 minggu.
ü  Selain masalah kebersihan, masalah penyimpanan yoghurt juga perlu untuk diperhatikan.
ü  Yoghurt tidak boleh terkena sinar matahari.
ü  Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu dingin/kulkas tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yoghurt tidak boleh disimpan dalam freezer karena bahan dasar yoghurt yang berupa susu dapat pecah dan justru itu akan merusak yoghurt.

Yoghurt atau yogurt adalah dairy product yang dihasilkan melalui fermentasi bakteripada susu. Berbagai jenis susu dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tapi produksi yoghurt yang modern kini didominasi oleh susu sapi. Pembuatan yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat yang menyebabkan tekstur yoghurt menjadi kental. Biasanya yaghurt dijual dengan rasa buah, vanila, atau coklat, tapi ada juga tanpa penambahan rasa (plain).
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus, casei dan bifidus.
Karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya.
Yoghurt umumnya dijual dengan penambahan kemanisan dan rasa, atau dengan penambahan buah untuk menambah rasa alaminya. Produk yoghurt di AS umumnya ditambahkan dengan pektin dan gelatin.
Ada beberapa jenis yoghurt, yaitu: Dahi yoghurt : berasal dari India Bulgarian yoghurt : menggunakan kultur strain dari Bulgaria, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus Greek yoghurt : dibuat dari susu yang telah dicampur dengan krim sehingga kandungan lemaknya menjadi 10%. Bentuk lainnya bisa dalam bentuk standar (5%), rendah lemak atau low fat (2 %), dan tanpa lemak atau non fat (0 %). Biasanya disajikan bersama dengan madu, walnut, atau buah yang disediakan sebagai pencuci mulut Lassi yoghurt : minuman dengan bahan dasar yoghurt. Berasal dari India dengan dua jenis rasa, yaitu rasa asin dan manis Kefir : minuman susu fermentasi. Kini biasanya dinamakan yoghurt siap minum atau yoghurt smoothie Home-made yoghurt : dapat dibuat dirumah dengan menggunakan sejumlah kecil kultur yoghurt aktif sebagai kultur awal. Yoghurt akan menjadi kental atau memadat jika disimpan dalam refrigerator. Yoghurt yang disimpan dalam refrigerator akan stabil atau tahan sampai satu minggu atau lebih.



BAB VI
PENUTUP

1.1.            Kesimpulan
Fermentasi adalah proses untuk mengubah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat bagi manusia. Fermentasi memiliki banyak manfaat antara lain untuk mengawetkan produk pangan, memberi cita rasa atau flavour terhadap produk pangan tertentu, memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Dengan adanya proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroba tertentu diharapkan akan meningkatkan nilai gizi yang ada pada produk fermentasi. Contohnya adalah fermentasi susu, yaitu yoghurt.
Yoghurt adalah produk fermentasi susu dengan prinsip perlakuan pH dengan penambahan starter bakteri asam laktat. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi yoghurt pada umumnya adalah Streptoccocus thermophillus dan Lactobacillus bulgariccus akan memfermentasi susu menjadi susu asam.
Yoghurt  memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai sumber probiotik terutama Lactobacillus, melancarkan pencernaan, mencegah osteoporosis, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
1.2.            Saran
1.                  Dalam pembuatan yoghurt harus lebih diperhatikan dalam penambahan konsentrasi bakteri starter. Perbandingan dengan susunya harus seimbang, karena jika terlalu banyak maka tidak akan menjadi yoghurt yang berkualitas tinggi.
2.                  Menjaga sanitasi agar tetap baik, menggunakan peralatan yang standar dan bersih. Karena peralatan sangat menentukan keberhasilan dalam pembuatan yoghurt. Ruangan yang kotor akan menyebabkan kontaminasi kuman dan peralatan yag tidak standar akan menyebabkan kualitas produksi menjadi turun dan bahkan gagal.
3.                  Menggunakan botol yang tutupnya benar-benar rapat sehingga tidak ada bakteri masuk yang menyebabkan gagalnya pembuatan yoghurt.




Eceng Gondok
Eichornia crassipes (Mart.) Solms
Nama umum
Indonesia:
Eceng gondok, kelipuk, kembang bopong, weweyan
Jepang:
hotei aoi
Eichornia crassipes
Eceng Gondok
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Alismatidae
                         Ordo: Alismatales
                             Famili: 
Butomaceae
                                 Genus: 
Eichornia
                                     Spesies: Eichornia crassipes (Mart.) Solms

Deskripsi
Tumbuhan air - mengapung, tumbuh berumpun, tinggi 4 - 8 cm .Akar serabut. Batang tidak ada. Daun tunggal, bertangkai, tersusun berjejal di atas akar (roset akar), warna hijau, panjang 7 - 25 cm, bentuk bulat telur (ovata), ujung meruncing (acuminatus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata (tidak bergerigi), permukaan mengkilat (nitidus), tangkai menggelembung. Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), panjang mahkota 2 - 3 cm, daun mahkota tidak berlekatan (polypetalus). Buah kotak sejati (capsula), beruang tiga, warna hijau, bentuk biji bulat - berwarna hitam. Perbanyaan Generatif (biji).




                                                 





ECENG GONDOK (Review).
Posted: Juni 16, 2008 by admin in Tak terkategori

 Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solm) merupakan tumbuhan air yang sangat sulit diberantas. Hal ini disebabkan pertumbuhan Eceng gondok sangat cepat dan daya tahan hidupnya tinggi. Dari sisi hidrologi, bahwa Eceng gondok dapat menyebabkan kehilangan air permukaan sampai 4 kali lipat jika dibandingkan pada permukaan terbuka dan dapat menyebabkan pendangkalan pada danau, sungai atau daerah berair lainnya. Akibat pertumbuhan Eceng gondok yang tidak dapat terkendali, akan menyebabkan pendangkalan daerah air, penutupan pada alur sungai dan danau (OHSAWA dan RISDIYONO, 1977). Namun dibalik sisi negatif, bahwa Eceng gondok memiliki karakter yang sangat unik untuk dikaji, hal ini merupakan suatu anugerah Tuhan dengan kata lain “Tidaklah aku ciptakan sesuatu yang tanpa berguna, kecuali hanya sedikit pengetahuan yang dimiliki oleh manusia”.
Beberapa kajian ilmiah bahwa Eceng gondok dapat menetralisir kandungan logam berat yang ada di dalam air, tempat bernaungnya ikan, tempat bertelurnya ikan dan lain-lain. Dari segi teknologi bahwa Eceng gondok memiliki kadar serat yang tinggi. Serat tersebut dapat dimanfaatkan secara komersiil baik secara tradisional sampai industri yang mutakhir. Eceng gondok sebagai bahan baku untuk kerajinan rakyat dan sangat diminati oleh para turis asing. Dari kajian secara industri bahwa Eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan baku campuran industri papan partikel, papan serat, pulp dan kertas. Eceng gondok tumbuh sangat cepat sekali, bahkan dalam waktu 3-4 bulan mampu menutupi lebih 70% permukaan danau, pertumbuhan yang sangat cepat dari Eceng gondok inilah memerlukan penangganan secara serius.
Pemberantasan secara mekanik, kimia dan biologi dibeberapa negara tidak pernah memberikan hasil yang optimal. Pengalaman di Thailand, bahwa Eceng gondok saat sekarang sudah menjadi komodite petani dan dibuat plotplot seperti pencetakan sawah-sawah di Jawa. Eceng gondok di Thailand menjadi suatu komodite bahan baku untuk industri kerajinan rakyat. Sudah saatnya Kalimantan Timur, khususnya Kutai Kartanegara dan Kutai Barat memikirkan pemberdayaan masyarakat sebagai pelopor industri kerajinan dan industri penyiapan bahan baku. Eceng gondok merupakan tumbuhan air yang berasal dari Brazil. Tumbuhan ini menyebar ke seluruh dunia dan tumbuh pada daerah dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1600 m di atas permukaan laut yang beriklim tropis dan sub tropis, kecuali pada daerah yang beriklim dingin.
Penyebaran tumbuhan ini dapat melalui kanal, sungai dan rawa serta perairan tawar lain dengan aliran lambat(Mardjuki dkk, 1997; Ghopal dan Sharma, 1981; Sastroutomo, 1990). Di Indonesia Eceng gondok pada mulanya diperkenalkan oleh Kebun Raya Bogor pada tahun 1894 yang akhirnya berkembang di Sungai Ciliwung sebagai tanaman pengganggu (Brij dan Sarman, 1981). Menurut Lawrence (1964) dalam Moenandir (1990), Eceng gondok secara botanis mempunyai sistematika sebagai berikut :
·         Divisio : Embryophytasi phonogama
·         Sub Divisio : Spermathopyta
·         Klas : Monocotyledoneae
·         Ordo : Ferinosae
·         Famili : Pontederiaceae
·         Genus : Eichhornia
·         Spesies : Eichhornia crassipes (Mart) Solm.
Eceng gondok merupakan herba yang mengapung, kadang-kadang berarak dalam tanah, menghasilkan tunas merayap yang keluar dari ketiak daun yang dapat tumbuh lagi menjadi tumbuhan baru dengan tinggi 0,4-0,8 m, tumbuhan ini memiliki bentuk fisik berupa daun-daun yang tersusun dalam bentuk radikal (roset). Setiap tangkai pada helaian daun yang dewasa memiliki ukuran pendek dan berkerut. Helaian daun (lamina) berbentuk bulat telur lebar dengan tulang daun yang melengkung rapat panjang 7-25 cm, gundul dan warna daun hijau licin mengkilat (Moenandir, 1990). Lebih lanjutMasan (1981) menerangkan, bahwa kerangka bunga berbentuk bulir, bertangkai panjang,berbunga 10-35, tangkai dengan dua daun pelindung yang duduknya sangat dekat, yang terbawa dengan helaian kecil dan pelepah yang berbentuk tabung dan bagian atas juga berbentuk tabung.
Poros bulir sangat bersegi, tabung tenda bunga 1,5-2 cm panjangnya dengan pangkal hijau dan ujung pucat. Taju sebanyak 6 masingmasing tidak sama ukurannya, lila panjang 2-3 cm, taju belakang yang terbesar dengan noda ditengah-tengah berwarna kuning cerah. Benang sari 6,bengkok, tiga dari benang sari tersebut lebih besar dari yang lain. Bakal buah beruang tiga dan berisi banyak. Tangkai daun pada Eceng gondok bersifat mendangkalkan dan membangun spon yang membuat tumbuhan ini mengambang.
Eceng gondok berkembang biak dengan stolon (vegetatif) dan juga secara generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif mempunyai peranan penting dalam pembentukan koloni. Perkembangbiakan tergantung dari kadar O2 yang terlarut dalam air. Moenandir (1990) menyebutkan, bahwa pada konsentrasi 3,5-4,8 ppm perkembangbiakan Eceng gondok dapat berjalan dengan cepat. Dijelaskan oleh Neis (1993) bahwa Eceng gondok memiliki akar yang bercabang-cabang halus, permukaan akarnya digunakan oleh mikroorganisme sebagai tempat pertumbuhan. Muramoto dan Oki dalamSudibyo (1989) menjelaskan, bahwa Eceng gondok dapat digunakan untuk menghilangkan polutan, karena fungsinya sebagai sistem filtrasi biologis, menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat seperti cuprum, aurum, cobalt, strontium, merkuri, timah, kadmium dan nikel.
Little (1968). Lawrence dalam Moenandir (1990), Haider (1991) serta Sukman dan Yakup (1991),menyebutkan bahwa Eceng gondok banyak menimbulkan masalah pencemaran sungai dan waduk, tetapi mempunyai manfaat antara lain :
1. Mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan kimia buangan industri.
2. Sebagai bahan penutup tanah (mulch) dan kompos dalam kegiatan pertanian dan perkebunan.
3. Sebagai sumber gas yang antara lain berupa gas ammonium sulfat, gas hydrogen, nitrogen dan metan yang dapat diperoleh dengan cara fermentasi.
4. Bahan baku pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK yang merupakan tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman.
5. Sebagai bahan industri kertas dan papan buatan
6. Sebagai bahan baku karbon aktif.
Joedodibroto (1983) menyatakan, bahwa dari hasil analisa dimensi serat batang Eceng gondok diketahui memiliki panjang serat yang tergolong sedang (1,75-2,12 mm) dengan bentuk yang langsing dan memiliki diameter serat antara 11,15-11,65 um. Winarno (1993), menyebutkan bahwa hasil analisa kimia dari Eceng gondok dalam keadaan segar diperoleh bahan organik 36,59%, C organik 21,23%, N total 0,28%, P total 0,0011% dan K total 0,016%. Lebih lanjutJoejodibroto (1983) mengemukakan hasil analisa komponen kimia Eceng gondok yang tidak digiling ternyata mengandungkadar abu 12% dan setelah digiling menjadi 0,65%. Selanjutnya zat ekstraktif juga mengalami penurunan setelah digiling.

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PAKAN


LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PAKAN




DISUSUN OLEH:
YUDI  EFFRIANSYAH
05101004006


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hijauan pakan ternak adalah bahan pakan yang diberikan pada ternak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. Hijauan merupakan bahan makanan utama ternak ruminanasia karena berfungsi sebagai pengenyang(bulky) dan sebagai sumber karboihidrat,protein,vitamin dan mineral.untuk memperoleh produksi hijauan tinggi ,dengan kualitas,kuantitas maupun kontinuitas  terjamin perlu dibuat kondisi lingkungan optimal tersebut akan dicapai apabila diikuti dengan perencanaan yang matang dan tekhnik budidaya yang sesuai dengan keadaan setempat. Hijauan ini terdiri dari leguminosa(kacang-kacangan), graminae(rumput), dan tanaman lain. Ke tiganya memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, seperti kadar protein yang tinggi terdapat dalam legume, sedangkan protin dalam rumput sangat rendah, namun produksi rumput ini sangat tinggi jika dibandingkan legume, sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kombinisi.

Rumput memiliki peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia di Indonesia. Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup ternak. Hijauan pakan terutama rumput-rumputan (graminae) telah banyak dibudidayakan, terutama rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang memiliki produksi dan kandungan nutrisi cukup tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak. Rumput gajah memiliki sifat baik yaitu responsif terhadap pemupukan dan mampu tumbuh pada kondisi tanah yang kurang baik. Hijauan pakan khususnya rumput dapat dikembangbiakkan menggunakan biji (generatif), atau menggunakan stek (vegetatif).

Contoh legum dan rumput adalah gamal atau Glirisidia maculata dan rumput gajah atau Penisetum purpureum      . Gamal memiliki protin yang cukup tinggi untuk mencukupi nutrisi ternak, namun produksinya rendah, jika dikombinasikan dengan rumput gajah yang produksinya tinggi akan didapat hasil yang baik. Ke 2 tanaman ini yang akan dibahas dalam laporan ini.
1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk merawat tanaman yang benar, untuk mengetahui teknik penanaman hijauan pakan ternak yang benar, untuk mengetahui teknik pemupukannya, untuk mengetahui waktu dan cara pemotongan rumput.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Rumput Gajah dan Mexico
Rumput Gajah ( Pennisetum purpureum )
Kingdom:
 Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
 Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi:
 Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
 Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
 Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas:
 Commelinidae
Ordo:
 Poales
Famili:  Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus:
 Pennisetum
Spesies:
 Pennisetum purpureum

Rumput Mexico  ( Euchalena Mexicana )
Kingdom: Plantae
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Monocotyl
Ordo: Poales
Famili : poaceae
Genus  : Euchalena
Spesies  : Euchalena Mexicana

2.2 Syarat Tumbuh
Rumput gajah secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.(anonimus, 2009)

Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan.

Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda. Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan.
Jenis rumput ini berasal dari negara Meksiko (Amerika tengah). Bentuk daun tanaman ini seperti daun jagung, bertekstur halus dengan warna hijau tua. Tanaman ini termasuk berumur pendek (annual), tumbuh tegak mencapai tinggi sampai 2.5 m. Tanaman ini bisa tumbuh baik pada tempat yang memiliki tanah berstruktur sedang atau berat dengan ketinggian sampai 1.200 m dpl dan curah hujan 2.000 m/tahun. Biasanya tanaman ini diperbanyak dengan sobekan rumpun (pols).
Rumput ini bersifat annual, morfologinya seperti tanaman jagung. Tanaman ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah, hidup di daerah tropik yang basah dan subtropik yang tanahnya berair. Ukuran daun pada rumput meksiko lebih lebar dari jenis rumput lain, dengan panjang daun kurang lebih 1,5 meter dan lebar daun kurang lebih 10 cm. tulang daun menjari, batang tidak berbulu dengan diameter kurang lebih 3,5 cm dan batang muda berbentuk pipih serta batang tua berbentuk elips (Sarwono, 1987).
2.3 Kandungan Nutrisi
Menurut Van Soest. ( 1978 ) , hijauan pada saat dipotong atau dipanen merupakan hasil gabungan antar a pertumbuhan tanaman dan faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi fotosintesis dari energi dan zat – zat makanan dari tanaman terse but. Kondisis lingkungan selama pertumbuhan tanaman, menentukan komposis i kimia dan nilai makanan hijauan tersebut. Lopez ( 1978 ) menyatakan, b ahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komposisi kimia dan nialai makanan dari rumput antara lain, umur hijauan, musim, kandungan air / k elembaban dan kesuburan tanah.

Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen ya ng diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua rumput CP- nya semakin menurun. Pada daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkiraka n mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis pada usia tua hin gga 55%. Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras) ke cuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air.

Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan nutrisi rumput gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu Protein Kasar (PK) 10,1%; Lemak Kasar (LK) 2,5%; Serat Kasar (SK) 31,2%; Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 46,1%; TDN 59% dan abu 10,1%.

Rumput meksiko (Euclaena mexicana) merupakan jenis rumput unggul yang produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta disukai oleh ternak ruminansia. Rumput meksiko mempunyai produksi bahan kering 40 sampai 63 ton ha-1 tahun-1 (Siregar, 1989), dengan rata-rata kandungan zat-zat gizi yaitu : protein kasar, lemak kasar, BETN berturut-turut adalah 9,16; 2,43 dan 47,33% (Susetyo et al., 1969).

Protein kasar dan serat kasar bahan pakan sangat penting untuk diketahui karena dapat dipakai untuk menentukan nilai atau mutu suatu bahan pakan. Tinggi pemotongan dan dosis pemupukan nitrogen yang berbeda diduga mempengaruhi kandungan protein kasar dan serat kasar rumput meksiko, sehingga akibatnya juga mempengaruhi kualitas rumput tersebut

2.4 Hama Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang rumput gajah yaitu kutu Helminthosporium sacchari. Tindakan yang paling baik untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan kultivar yang tahan penyakit tersebut. Namun demikian secara umum kami tidak menemukan serangan hama pada rumput gajah yang ditanam. Kebanyakan hanya merupakan serangan belalang dan ulat yang masih bisa di tolerir.


BAB III
WAKTU PELAKSANAAN

3.1  Waktu dan Tempat
            Pratikum Budidaya Tanaman Pakan ini dilaksanakan setiap hari senin mulai bulan Oktober 2011 – 12 Desember 2011  jam 14.00 - Selesai di lahan jurusan peternakan ( kandang ) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2.  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, parang, tali, pupuk kandang/ urea dan Rumput atau legum

3.3. Cara kerja
1. Pembukaan Lahan
Sebelum dilakukan pengolahan tanah, terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan yaitu membersihkan semak yang mengganggu dengan menggunakan alat seperti cangkul dan sabit, atau ini disebut juga dengan cara mekanik. Pembersihan lahan bertujuan untuk memudahkan penanaman rumput serta memudahkan pekerjaan sebbelum rumput dipanen. Setelah dibersihkan, tanah  dibuat petakan berukuran 3 x 3 cm  kemudian digemburkan.

2. Pemupukan
lalu diberi pupuk kandang sebanyak 1 atau 2 skop yang bertujuan membentuk struktur tanah dan melembabkan tanah. Penguraian dari pupuk kandang/ urea terjadi selama15 hari sebelum ditanam rumput.

3. Penanaman bibit
bibit di tanam berbentuk stek dan dipotong sepanjang 2 ruas atau 1 cm di tanam ke dalam tanah, rumput ditanam minimal 4 batang perlubang.



4. Pemeliharaan Rumput
Setelah selesai penanaman dilakukan penyiangan atau weeding yang bertujuan untuk memberantas jenis – jenis rumput liar yang mengganggu tanaman pokok. Sehingga dengan tidak adanya tanaman liar maka tanaman pokok dapat hidup dengan baik. Selain penyiangan juga dilakukan penggemburan tanah kembali. Agar proses peredaran udara dan air dalam tanah lebih sempurna.


BAB  IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
1. Pemupukan
            Pupuk yang digunakan adalh pupuk urea/ kandang. pupuk yang digunakan lebih kurang 2 skop. pupuk ini berfungsi untuk memperkaya nitrogen dalam tanah yang dapat menyuburkan tanah, namun pupuk anorganik jika terus menerus digunakan juga berakibat kurang baik bagi tanah. Struktur tanah akan semakin keras dan sulit dilakukan pengolahan. .

2. Penanaman
            Praktikum dilakukan di lahan kandang. Penanaman rumput gajah dan mexico dengan menggunakan dari benih yang sudah ditanam sebelumnyadan di potong-potong. Rumput gajah/mexico ditanam dengan kemiringan 45º.
            Jarak tanam antar tanaman adalah lebih kurang 5 cm. hal ini bertujuan agar perakaran tunbuh degan baik sehingga penyerapan unsure hara dalam tanah oleh rumput gajah berlanngsung baik. Jika penyerapan unsure hara baik, maka pertumbuhannya pun akan optimal. Benih rumput bagian bawah dimasukan dalam tanah sekitar 15 cm agar tanaman tidak mudah roboh dan membentuk perakaran yang kuat.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan setiap satu minggu sekali. Stelah penanaman kemudian di rawat hingga berkembangbiak / tumbuh. Rumput yang di tanam hanya bisa tumbuh sebagian dari 16 rumput yang di tanam dalam setiap petakan. 



4.2. Pembahasan
1.  Pemupukan
            Dari hasil praktikum sedikit ada perbedaan dengan data dari literature. Pemupukan pada praktikum ini dilakukan hanya satu kali waktu penanaman saja,sedangkan data literature menjelaskan tentang adanya pupuk dasar sebelum lahan ditanami. Hal ini bertujuan menyediakan unsure hara yang cukup untuk tanaman pada awal pertumbuhan.

2. Penanaman
            Berdasarkan literatur dan hasil praktikum menunjukan beberapa perbedaan, seperti pada penanama rumput gajah. Pada hasil praktikum tidak dilakukan pengolahan lahan seperti yang ada  di literatur. Padahal pengolahan lahan ini adalah salah satu kunci agar penanaman menghasilkan produsi yang optimal. Jika lahan hanya asal ditanami tentunya struktur lahan sangat padat dan perakaran tanaman kurang baik pertumbuhannya.
            Pengolahan lahan tidak dilakukan pada praktikum karena watu yang sangat sempit. Dan pengolahan lahan ini memerlukan waktu yang lama tergantung dari jenis tanah dan luas lahan. Kemudian penanaman dilakukan 2 ruas terbenam dalam tanah. Pada praktikum ini di tanam 4 benih dalam setiap tumpukan tanah, pada hal dalam literature minimal 3 batang benih.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan setiap satu minggu sekali. Stelah penanaman kemudian di rawat hingga berkembangbiak / tumbuh. Pada pemeliharaan ini dilkakukan proses penyiram, pembersihan lahan yang telah di tumbuhi rumput liar, dan pengemburan supaya penyerapan unsur hara pada rumput bisa berlangsung dengan baik.  Rumput yang di tanam hanya bisa tumbuh sebagian dari 16 rumput yang di tanam dalam setiap petakan. 


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Tanaman rumput dan legum(hijauan) untuk ternak sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak ternak tersebut karna iilah pertama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ternak tersebut.pertumbuhan dan perkembangan rumput dan legum salah satunya dipengaruhi oleh iklim,keadaan tanah,kandungan air dalam tanah dan keadaan hama dan penyakit serta gulma.untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kebutuhan produktivitas ternak maka  dalam pengolaan tanaman untuk ternak harus kita lakukan pemupukan baik pupuk organik maupun anorganik.

5.2. Saran
Semoga untuk pratikum tahun berikutrnya bisa berjalan dengan lancar aman,dan juga agar mahasiswa dalam pratikum tidak main-main agar tetap serius dalam pratikum agar hasil yang akan dicapai bisa maksimal dan memuaskan.

   
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2009. Hijauan Pakan Ternak. PNPM Agribisnis Perdesaan Provinsi NTT.htm

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. Lebdosoekojo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sarwono, B. 1987. Macam-Macam Rumput Potong. Trubus, Jakarta.

Susetyo, S., I. Kismono dan B. Suwardi. 1969. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Lopez, 1978 Evluation of Forages Qualit y and the laboratory IV. Five grass species Philiphe journal of veterina ry and Animal Science. Volume IV No.2.

Van S oest, P.J,1968. Compotition Maturiti and Nutrtive Value for Forages. Vis