JURNAL MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Tentang inokulasi mikroba
Nama :
Yudi Effriansyah
( 05101004006 )
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan
bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara
serta mencegah pencemaran dari luar. Media untuk
membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama
berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan
mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur
laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam
pembiakanmikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan
(Dwijoseputro, 1998).
Teknik inokulasi merupakan suatu
pekerjaan memindahkan bakteri dari mediumyang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Dengandemikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan
untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik
inokulasi biakanmikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalamp raktikum ini adalah
bagaimana mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium
steril.
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemindahan biakan
Identifikasi biakan
mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi
pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan
dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila
mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,
sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel. (Lay,
1998)
Pertumbuhan
mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas metabolismenya.
Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena pada bagian
ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga
memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar
miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan
biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan
mikroorganisme. (Lay, 1998)
2.2 Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa
disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa tahap yang harus
dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri
harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan
sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara
yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar
tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam
penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang
akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelezar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat
inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya
dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang
diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu
dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah
dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelezar, 1986).
2.3 Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan
untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
2.3.a Metode
gores
Teknik ini lebih menguntungkan
jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah Inokulum digoreskan di permukan media
agar nutrien dalam cawaan petridish dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di
antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga
dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).
Ada beberapa teknik dalam metode
goresan, yakni :
- Goresan
T
- Goresan kuadran
- Goresan Radian
- Goresan Sinambung
2.3.b Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam
sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang
kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang
sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik .Pada beberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah –pisah (Winarni, 1997).
2.3.c Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan
cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam
tabung (Winarni, 1997).
2.3.d Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan
cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang di dalamnya terdapat
inokolum, kemudian dimasukan kedalam media (Winarni, 1997).
Perbedaan inokulasi jamur dan bakteri adalah :
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose
bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum
ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum
ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat
terambil dalam jumlah yang relatif banyak (Rohimat, 2002).
2.4 Macam-Macam
Media
Ada beberapa
macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1.Mixed
culture: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme
2. Plate
culture: media padat dalam petridish
3. Slant culture : media padat dalam tabung reaksi
4. Stap culture
: media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan cara
penusukan.
5. Liquid
culture : media cair dalam tabung reaksi.
6. Shake
culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
(Dwijoseputro, 1998).
2.5 Cara menyelidiki Piaraan Murni
Dalam
keadaan sebenarnya ( di alam bebas ) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang
hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali
bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Untuk menyedirikan
suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu :
1. Dengan pengenceran
Suatu
sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabungtersendiri. Dari enceran inii kemudian diambil
barang 1 ml untuk dincerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini
diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut,
tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita
memperoleh satu koloni murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang
kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan
koloni ini sebagai sampel (Waluyo, 2005).
2. Dengan Penuangan
Robert
koch ( 1943 - 1905 ) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan
mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini
kemudian disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
Dengan demikian diperolehnyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu
mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni – koloni yang
masing – masing dapat dianggap murni. Denagn mengulang pekerjaan seperti
diatas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin (Waluyo,
2005).
3. Dengan Penggesekan
Metode
ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya sayang,
dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat rumbuh.
Jika
ujung kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah
disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat,maka
beberapa waktu kemudian 9 kurang lebih 12 jam ) akan yampaklah koloni – koloni
yang letaknya tersebar di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel
dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan
murni (Waluyo, 2005).
4. Dengan
mengucilkan Satu sel ( Single Cell Isolation )
Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak,
dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan –
tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan
bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan dii bawah obyektif
mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri,
maka dengan lain mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke medium encer
denganmaksud supaya bakteri tersebut berkembang biak dulu. Kemudian dari sini
dapat diperoleh piaraan murni. Meode ini sangant memerlukan kesabaran,
lagipula,mikromanipulator sangat mahal (Waluyo, 2005).
5. Dengan Inokulasi Hewan
Metode
ini di dasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di
dalam tubuh seekor hewan.Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka
menderita tbc. Jika dahak
ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri – bakteri saproba yang
ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata –
mata hasil tbc saja. Piaraan pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan
demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati
akhirnya dapat dipindahkan ke dlam medium yang sesuai.
Inokulasi
dapat dilakukan di dalam kulit ( intracutaneous ), dapat di bawh kulit (
subcutaneous), dapat di dalam otot ( intramuscular), dapat di rongga tubuh atau
lain – lain tempat lagi (Waluyo, 2005).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang dipergukan dalam percobaan ini adalah jarum ose, tabung
reaksi, lampu
spiritus, penangas air, cawan Petri, dan inkubator.
3.1.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan daalm praktikum ini yaitu kapas lemak dan
media agar
yanng telah disterilkan.
3.2 Cara kerja
3.2.1 Metode Gores (Streak Plate Method) pada
Media Agar Miring
- Ditulis nama spesies mikroorganisme, tanggal serta nama
praktikan ditulis pada tabung reaksi.
-
Biakan induk dalam tabung reaksi dan media agar miring yang telah disterilkan
diletakkan pada telapak tangan kiri.
- Dipanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga
membara.
- Dibuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan
kelingking.
- Disumbat kapas pada biakan induk ditutup.
-
Disumbat kapas media agar miring yang akan diinokulasi mikroorganisme dibuka
dengan cara yang sama dengan langkah 4. Kemudian ujung jarum ose yang sudah
mengandung mikroorganisme digeserkan dengan hati-hati di atas permukaan agar,
dimulai dari dasar tabung secara zig-zag menuju ke bagian atas tabung.
-
Disumbat kapas ditutup secepatnya pada media yang telah diinokulasi. dipanaskan
ujung jarum ose kembali sampai membara untuk memusnahkan mikroorganisme yang masih
menempel.
-
Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator. Diamati, digambar dan
diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.Hasil
3.2.2 Metode Gores (Streak Plate Method) pada
Media Agar Datar
- Ditulis nama spesies mikroorganisme, tanggal serta nama
praktikan pada cawan petri.
- Biakan induk dalam tabung reaksi diletakkan pada telapak tangan
kiri.
- Dipanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga
membara.
- Dibuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan
kelingking.
- Disumbat kapas pada biakan induk ditutup.
- Dipanaskan pinggiran cawan petri untuk proses sterilisasi cawan
petri
- Dibuka sedikit tutup cawan petri dengan tetap melakukannya di
dekat api bunsen.
-
Digeserkan ujung jarum ose yang sudah mengandung mikroorganisme dengan
hati-hati di atas permukaan agar, dimulai dari atas permukaan secara zig-zag
menuju ke bagian bawah (goresan T dan kuadran).
-
Ditutup secepatnya pada media cawan petri yang telah diinokulasi. dipanaskan
ujung jarum ose kembali sampai membara untuk memusnahkan mikroorganisme yang
masih menempel.
-
Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator. Diamati, digambar dan
diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.Hasil
3.2.2BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang dipergukan dalam
percobaan ini adalah jarum ose, tabung reaksi, lampu spiritus, penangas air,
cawan Petri, dan inkubator.
3.1.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan daalm
praktikum ini yaitu kapas lemak dan media agar yanng telah disterilkan.
3.2 Cara kerja
3.2.1 Metode Gores (Streak Plate
Method)
3.2.2. Metode taburan (Pour Plate Method)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Pada
percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Escherichia
coli pada medium agar datar dan medium agar miring.
4.2.1. Inokulasi dengan Metode Gores (Medium Agar Datar)
Pada penggunaan metode gores
dengan medium agar datar, mula –mula disiapkan media biakan induk dari jenis
mikroorganisme bakteri Escherichia coli.
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenisspesies utama bakteri gram negatif. E. coli banyak digunakan dalam teknologirekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gentertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat
cepat dan mudah dalam penanganannya.
Escherichia coli adalah bakteri yang hidup dalam saluran usus manusia dan
hewan berdarah panas tetapi tidak pada ikan. Beberapa penelitian
terdahulu menemukan bahwa 92,9 % Escherichia coli yang
mencemari bahan makanan berasal dari tinja manusia. Sehingga keberadaannya pada
bahan makanan atau ikan segar menunjukkan adanya ancaman kesehatan pada
konsumen (manusia), sebab dapat diartikan bahwa bahan makanan atau ikan telah
tercemar oleh tinja manusia. Oleh karenanya maka, Escherichia
coli dipakai sebagai indikator cemaran yang berbahaya bagi
manusia (Buckle, dkk. 1990).
Klasifikasi :
(Wikipedia, 2008)
Biakan induk berada di tabung
reaksi yang berisi media agar miring berwarna kuning. Pada medium biakan induk,
koloni bakteri tampak berwarna putih. Disediakan
sebuah cawan petri steril berisi medium agar padat Medium agar
datar ini berwarna kekuningan, berfungsi sebagai tempat menggoreskan
bakteri dan tempat pertumbuhan koloni bakteri . Selanjutnya dipanaskan jarum
ose hingga membara, berfungsi untuk mensterilisasi jarum sebelum digunakan dari
mikroorganisme lain. Dibuka sumbat kapas tabung reaksi yang berisi isolat
biakan induk, kemudian dipanaskan bibir tabung berfungsi untuk mensterilisasi
tabung dan biakan dari mikroorganisme lain .Kemudian dimasukkan jarum ose pada
medium biakan induk dimana yang digunakan adalah jarum ose bentuk bulat,
pengambilan inokulum dengan menggoreskan ujung bulat pada jarum ke media biakan
induk, memungkinkan bakteri
dapat terambil banyak. Dipanaskan
mulut tabung reaksi yang berisi isolat biakan induk, kemudian segera ditutup
dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari
mikroorganisme udara lain Setiap perlakuan di usahakan dilakuan secara aseptis
(di dekat api bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas
yang digunakan tetap steril. Pekerjaan saat inokulasi terlebih dahulu harus
diusahakan agar semua alat – alat yang digunakan dengan medium dan pekerjaaan
inokulasi itu benar – benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu
masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Selanjutnya digoreskan inokulum
di permukaan media agar di dalam cawan petri yang telah
disediakan dengan menggunakan metode gores mulai dari sisi samping
secara merata. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar),
fungsi penggunaan medium NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak
daging sapi di dalamnya yang mengandung protein, karbohidrat,
vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat adanya faktor pertumbuhan yang tidak
mampu disintesis mikroorganisme. Ditutup cawan petri, dipanas di sekeliling
cawan petri dan diisolasi dengan selotip bening berfungsi
untuk mensterilisasi cawan petri dan biakan dari mikroorganisme lain Disimpan
inokulum ke dalam inkubator dengan posisi terbalik, diamati dan difoto bentuk
koloni yang terbentuk setelah diinkubasi selama 2x 24 jam dan 4 x 24 jam.
Posisi cawan petri terbalik agar konsentrasi air yang terdapat
dalam menjadi tinggi, sebab selama inkubasi terbentuk air yang
mengembun di dalam cawan petri. Air akan menetes dari tutup cawan ke permukaan.
Hal ini akan menghasilkan suatu masa pertumbuhan yang menganak sungai dan menghancurkan
pembentukan koloni secara individu. Untuk menghindari hal ini, maka
ketika diinkubasi, bagian bawah cawan petri diletakkan di atas atau terbalik .
Penggoresan inokulum pada media
agar dilakukan untuk dua sampel. Sampel pertama menggunakan goresan kuadran dan
sampel ke 2 goresan T.
Dari hasil pengamatan 2 x 24 jam
dapat dilihat tidak terbentuknya koloni bakteri dengan tidak adanya goresan
putih meyebar zig-zag pada permukaan medium NA, dengan kata lain bakteri belum
tumbuh pada jangka waktu ini.
Setelah diinkubasi selama 4x 24
jam koloni Escherichia coli masih juga belum
terbentuk, belum terlihat adanya streak putih zig-zag menyebar.
Berikut gambar perbandingan antara
koloni bakteri Escherichia coli yang terbentuk dari
sumber referensi dibandingkan dengan hasil pengamatan :
-Terbentuk koloni (Anonim,
2008) -Hasil pengamatan 96 jam (tidak terbentuk koloni)
Dari hasil
pengamatan, pada kedua perlakuan dengan waktu yang berbeda, tidak ditemukan
koloni yang terbentuk. Tidak terbentuk koloni bakteri bisa
disebabkan adanya bahan kontaminan yang masuk saat
inokulasi, penggunaan jarum ose belum benar – benar steril / belum
tersterilisasi secara keseluruhan,pada saat inokulasi, jarum ose yang
digoreskan tidak ditusukkan pula pada medium agar datar sehingga pertumbuhan
bakteri tersebut terhambat dsb.
Metode
gores yang dilakukan pada percobaan ini dengan menggunakan cawan petri.Cawan
petri ini berfungsi berfungsi sebagai tempat madium agar datar untuk penanaman
mikroorganisme dan tempat isolasi. Keuntungan penggunaan cawan petri adalah
untuk memperoleh biakan dengan jumlah yang banyak
Medium yang
digunakan adalah Nutrient Agar yang sebelumnya dipanaskan agar bisa membentuk
medium agar lalu didinginkan dalam tabung reaksi hingga memadat dan berwarna
kuning muda sehinnga membentuk agar tegak. Medium agar tegak adalah medium yang
dibuat dalam tabung reaksi yang diletakkan tegak pada waktu
pendinginan.
Keuntungan :
Luas
permukaan tinggi dan digunakan untuk identifikasi
Kerugian :
Hanya
memuat sedikit mikroorganisme
4.2.2. Inokulasi dengan Metode Gores (Medium Agar
Miring)
Untuk penggunaan metode gores
dengan medium agar miring, mula – mula disiapkan media biakan induk dari jenis
mikroorganisme Bakter Escherichia coli.Masing – masing biakan induk
berada di tabung reaksi yang berisi media agar miring yang berwarna kuning.
Pada medium biakan induk, koloni jamur induk tampak koloni berupa
hifa jamur (miselium) seperti benang – benang halus dan berwarna merah.
Disediakan tiga buah tabung reaksi steril berisi medium agar padat. Medium agar
miring berwarna kekuningan berfungsi
sebagai tempat menggoreskan jamur dan tempat pertumbuhan koloni jamur. Di panaskan jarum ose hingga membara berfungsi untuk mensterilisasi jarum
sebelum digunakan dari mikroorganisme lain. Dibuka sumbat
kapas tabung reaksi yang berisi isolat biakan induk, kemudian dipanaskan bibir
tabung berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme
lain dimasukkan jarum ose pada medium biakan induk jarum ose bentuk bulat untuk
inokulasi bakteri pengambilan inokulum dengan menggoreskan ujung bulat jarum ke
media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil
banyak. Dipanaskan mulut tabung reaksi yang berisi isolat biakan
induk, kemudian segera ditutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Sumbat kapas lemak bertujuan
agar keadaan mikroorganisme di dalam tabung reaksi tetap steril, apabila ada
kontaminan yang akan masuk, maka dapat terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat
mempengaruhi mikroorganisme yang akan dibiakkan.
Setiap
perlakuan diusahakan dilakuan secara aseptis (di dekat api
bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang
digunakan tetap steril. Digoreskan inokulum di permukaan media agar di dalam
tabung reksi yang telah disediakan menggunakan metode gores mulai dari sisi
samping arah zig – zag. Digunakan arah zig – zag agar memungkinkan koloni yang
terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni
yang akan terbentuk. Dipanas di sekeliling mulut tabung dan
segera ditutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi
tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Disimpan inokulum ke dalam
inkubator agar medium dapat tumbuh pada wadah yang steril dengan menyeting suhu
370C sebagai suhu optimun bakteri untuk tumbuh, kemudian diamati dan
difoto bentuk koloni yang terbentuk setelah diinkubasi selama 2x 24 jam dan 4 x
24 jam. Berikut gambar perbandingan antara koloni
bakteri Escherichia coli yang terbentuk dari sumber lain
dengan hasil pengamatan
-Terbentuk koloni (Anonim,
2008) -Hasil
pengamatan 96 jam (terbentuk koloni)
Dari
hasil pengamatan dapat dilihat mulai terbentuknya dua koloni bakteri dan
terdapat goresan yang nampak samar. Pada suatu percobaan pada umumnya bentuk koloni
yang terbentuk di medium agar miring adalah berwarna putih (dilihat dari tiga
sampel yang diamati).
Medium
yang digunakan adalah larutan Nutrient Agar yang sebelumnya dipanaskan agar
bisa membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat dengan memiringkan
tabung reaksi sehinnga membentuk agar miring dan berwarna kuning muda. Medium
agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakkan
miring pada waktu pendinginan.
Keuntungan :
1. Kontaminasi rendah
2. Memperluas bidang dan
digunakan untuk strain murni (indukan murni)
Kerugian :
1.Hanya memuat sedikit mikroorganisme
Media agar untuk bakteri
digunakan media NA (Nutrien Agar) karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak
daging sapi di dalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan
sedikit lemak, juga terdapat adanya faktor pertumbuhan yang tidak mampu
disintesis mikroorganisme. Medium NA berfungsi untuk
membiakkan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Medium NA
dibuat atau disediakan untuk medium bagi bakteri.Sedangkan medium NA
yang instant merupakan media non sintetik karena menggunakan bahan yang
terdapat di alam biasanya tidak diketahui kandungannya secara
rinci. Struktur protein besar dan relatif insolubel yang mana hanya
sebagian kecil bakteri saja yang dapat langsung menggunakannnya, tetapi enzim
yang disebut pepton dapat mengurai protein menjadi rantai yang lebih kecil yang
disebut pepton. Bagian kecil dan solubel ini dapat dicerna oleh sebagian besar
bakteri. Medium ini memiliki komposisi kimia tertentu antara lain
OXOID CMD003 Nutrient Agar, typcal formula (g/l) yaitu :Lab-lemco
powder 1.0, Yeast extract 2.0 (yang berfungsi
sebagai fermentor), Pepton 5.0 (sebagai sumber
protein), Sodium Chlorida 5.0 (sebagai sumber unsure S dan sumber
garam mineral), Agar 15.0 (sebagai pemadat),
Akuades 1000
ml, Ekstrak daging sapi :
3 gr, NaCl : 8 gr.
Pada praktikum ini kita
mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada
medium steril. Sehingga setelah melakukan serangkaian acara paraktiukum ini
dapat didefinisikan teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium lama ke medium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut
sekali bekerja secara aseptis yaitu bebas dari pengaruh kontaminan
mikroorganisme pengganggu yang lain. Teknik aseptik dilakukan dengan penyediaan
alat-alat kerja yang steril dan bekerja di dekat api bunsen agar terhindar dari
kontaminan udara.
Pada waktu inokulasi, jarum yang
digunakan untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan di atas api segera sebelum
dan sesudah melakukan pemindahan.Pemanasan ini menhancurkan semua
bentuk kahidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan. Setelah
diinokulasi, biakan bakteri disimpan atau diinkubasi dalam
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Kumpulan dari sel-sel anakan akan
tampak dengan mata telanjang sebagai suatu kekeruhan dalam media cair atau
populasi yang terpisah yang disebut koloni pada media padat.
Pada jurnal imiah analisa bakteri
kloriform jenis E.coli pada air minum dilakukan tes pelengkap menggunakan
metode medium agar miring NA dengan jarum inokulasi
secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya
positif terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif
mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA
dibuat pewarnaan Gram dimana bakter Escherichia coli menunjukkan
Gram negatif berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan koli
dari bakteri golongan coli fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas),
pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu 370C
(untuk golongan koli ) dan satu seri diinkubasi pada suhu 420C
(untuk golongan koli fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan
baik pada suhu 420C, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh
dengan baik pada suhu 420C (Widiyanti et al, 2004).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi
merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus
untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri. Teknik inokulasi dapat dilakukan
dengan metode gores pada agar datar (streak plate method) dan metode gores pada
agar miring (pour plate method). Proses inokulasi harus benar-benar aseptik
atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Pada
hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih
menyebar yang menandakan koloni bakteri E.coli biakan tumbuh.
Sedangkan pada metode gores agar datar tidak ditemukan garis zig-zag putih yang
menandakan belum tumbuhnya koloni bakteriE.coli dan hal ini dapat
dikarenakan oleh beberapa faktor penentu.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles,
A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard. 1989. Foodborne
Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST
(NSW Branch).Australia.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan :
Malang.
Pelezar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga :
Jakarta.
Rohimat, I.
2002. Teknik Inokulasi Mycorrhizae arbuscular pada Bibit JambuMente. Buletin
Teknik Pertanian Vol.7 Nomor 2. Hal : 80-83.
Waluyo, L.
2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.
Winarni, D.
1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS : Surabaya.
Widiyanti, Ni
Luh Putu Manik, Ni Putu Ristianti. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1,
April 2004 : 64 - 73